Selama beberapa waktu terakhir, perbincangan seputar Citayam Fashion Week sempat viral di media sosial hingga masuk kolom berita. Beritanya begitu mengemuka. Bahkan salah satu media asal Jepang, yakni Tokyo Fashion sempat menyorot fenomena tersebut. Mereka bahkan mengapresiasi dan menyandingkannya dengan Harajuku fashion style di Jepang.
Sebelum Citayam Fashion Week booming, Harajuku memang sudah dikenal sebagai kiblatnya fashion jalanan. Kawasan Harajuku yang terletak antara distrik Shinjuku dan Shibuya telah lama menjadi tempat tongkrongan anak muda Jepang yang ingin menunjukkan jati dirinya melalui pakaian yang mereka kenakan. Tapi seperti apa sih Harajuku street fashion ini?
Apa itu Harajuku Fashion Style
Berbeda dengan fashion style pada umumnya, Harajuku fashion style tidak merujuk pada satu jenis fashion style. Gaya berpakaian yang satu ini lebih merujuk pada gaya berpakaian yang sering dijumpai di kawasan Harajuku yang merepresentasikan cara pandang dan bentuk ekspresi anak-anak muda Jepang.
Gaya busana Harajuku bertumpu pada dua hal, yakni komunitas dan kebebasan dalam berekspresi. Karena itulah, gaya berpakaian yang ditunjukkan terlihat bebas, unik dan tidak terikat pada gaya berpakaian yang sudah ada. Harajuku fashion style sangat identik dengan gaya berpakaian yang mencolok dan terkesan saling tabrak.
Asal Usul Harajuku sebagai Pusat Street Fashion Jepang
Harajuku sebenarnya bukan nama resmi dari suatu wilayah. Sebaliknya, Harajuku merupakan sebutan populer masyarakat Jepang yang merujuk pada kawasan bagian selatan Sendagaya ke Jungumae-machi atau dari stasiun Harajuku hingga Omotesando.
Menurut Japan National Tourism Organization, pada tahun 1964 atau setelah Olimpiade Tokyo, banyak butik yang buka di kawasan Harajuku. Sejak saat itu, kawasan Harajuku pun berkembang menjadi salah satu pusat busana di Jepang.
Nama Harajuku sebagai pusat mode jalanan mulai dikenal masyarakat Jepang setelah diliput oleh majalah fashion, seperti non-no dan Anan. Kala itu, ada sekelompok gadis yang disebut Annon-zoku meniru pakaian yang dikenakan model majalah non-no dan Anan sambil berjalan-jalan di sekitar kawasan Harajuku.
Pada tahun 1980, Jalan Takeshita juga jadi ramai dikunjungi. Banyak dari pengunjung yang ingin menyaksikan grup tarian Takenoko-zoku yang mengenakan dandanan aneh sambil melakukan tarian di jalanan.
Mereka menari bersama dengan iringan boombox (sejenis radio) atau truk yang diparkir dan menyiarkan musik dengan pengeras suara. Namun karena dinilai mengganggu, pemerintah Jepang melarang kegiatan tersebut pada tahun 1992. Meski sudah dilarang, masih banyak anak muda Jepang yang tetap nongkrong di kawasan Harajuku dengan mengenakan pakaian yang unik.
Macam-Macam Harajuku Fashion Style
Harajuku fashion style sebenarnya ada banyak macamnya. Akan tetapi, berikut beberapa macam gaya berpakaian yang paling terkenal.
1. Lolita
Fashion style Lolita identik dengan rok berhias renda-renda. Style berpakaian ini terinspirasi dari gaya berpakaian Era Victoria namun dengan tampilan yang lebih mencolok.
2. Ko-Gyaru atau Kogal
Gaya berpakaian ini terinspirasi dari seragam sekolah menengah Jepang. Pakaian yang dikenakan mirip seperti seragam sekolah ditambah dengan pernah-pernik tambahan yang imut.
3. Decora
Style decora punya tampilan yang imut atau dalam bahasa Jepang disebut kawaii. Gaya busana ini banyak menggunakan warna-warna cerah dengan tambahan aksesoris yang terkesan imut.
4. Gothic
Gaya gothic Harajuku style sebenarnya terinspirasi dari gaya gothic Inggris. Hanya saja, gaya berpakaian yang ditampilkan terlihat lebih ekstrem. Bahkan tidak jarang ditabrakkan dengan fashion style lain, seperti lolita atau steampunk.
5. Cosplay
Cosplay atau costume play merupakan gaya berpakaian yang terinspirasi dari karakter manga, anime, film atau game. Namun tidak sekedar meniru gaya berpakaiannya saja, cosplayer (sebutan untuk orang yang cosplay) juga kerap menirukan gaya dan tingkah laku karakter yang ditirunya.
Harajuku fashion style mungkin terlihat terlalu mencolok bagi sebagian orang. Namun kalau ada kesempatan, apa kamu tertarik untuk mengadopsinya dalam gaya berpakaian?