Meski dikenal sebagai negara maju, Jepang tidak pernah lupa akan tradisi dan budayanya. Masyarakat Jepang sangat berkomitmen dalam menjaga tradisi dari generasi ke generasi. Mereka pun bangga dengan budaya yang mereka miliki. Hal tersebut dapat dilihat dari promosi budaya Jepang yang dilakukan dengan berbagai macam media, termasuk komik, film hingga animasi.
Promosi secara masif membuat budaya Jepang semakin mendunia. Sebut saja seperti budaya upacara minum teh, kimono hingga origami. Selain itu, masih ada satu lagi budaya Jepang yang tidak kalah menarik. Budaya tersebut adalah hanami atau tradisi melihat bunga sakura. Dalam bahasa Inggris, ini dikenal dengan sebutan cherry blossom.
Apa Itu Hanami dan Maknanya dalam Kehidupan
Secara harafiah, hanami atau ohanami berarti “melihat bunga”. Sesuai dengan arti katanya, hanami merupakan tradisi melihat mekarnya bunga, khususnya bunga sakura. Masyarakat Jepang akan berkumpul bersama keluarga, teman atau kolega untuk menikmati mekarnya bunga sakura sambil menikmati makanan dan minuman yang dibawa.
Di Jepang, hanami juga dikenal sebagai lambang kebahagiaan dan tibanya musim semi. Biasanya, tradisi ini berlangsung dari akhir bulan Februari sampai awal bulan Mei, tergantung waktu mekarnya bunga sakura yang berbeda-beda di setiap daerah. Daerah selatan yang lebih cepat hangat seperti Okinawa, menyambut mekarnya bunga sakura lebih awal. Daerah utara yang lebih dingin seperti Hokkaido adalah daerah yang terakhir merayakan hanami. Di Tokyo dan sekitarnya, hanami biasanya dirayakan di sekitar pertengahan Maret sampai awal April.
Bagi masyarakat Jepang, hanami memiliki makna yang sangat mendalam. Bunga yang mekar dan berguguran dimaknai sebagai sebuah siklus kehidupan. Karena itulah selain untuk berpesta, hanami juga menjadi momen untuk merefleksikan diri.
Sejarah Hanami
Hanami sebenarnya telah dikenal oleh masyarakat Jepang sejak berabad-abad yang lalu. Ada yang mengatakan bahwa akar tradisi ini bermula pada periode Nara, yakni antara 710-794. Pada kala itu, bunga ume (plum)-lah yang banyak dikagumi oleh masyarakat Jepang tempo dulu dan menjadi objek tradisi “melihat bunga”.
Ketertarikan masyarakat Jepang mulai beralih pada bunga sakura pada periode Heian atau sekitar tahun 794-1185. Pada kala itu, praktik hanami diadopsi oleh Kaisar Saga dengan mengadakan pesta melihat bunga dengan sake di bawah pohon sakura yang sedang mekar di istana Kekaisaran di Kyoto. Dalam pesta tersebut, puisi-puisi yang memuji keindahan bunga sakura juga akan dibacakan. Sejak saat itulah, hanami mulai diidentikkan dengan tradisi menikmati mekarnya bunga sakura, sake dan puisi.
Sakura sendiri memang memiliki tempat yang istimewa bagi masyarakat Jepang. Awalnya, sakura digunakan masyarakat Jepang untuk meramal waktu panen sekaligus menentukan musim menanam padi. Mereka percaya bahwa ada kekuatan istimewa di dalam pohon sakura. Karena itulah, masyarakat Jepang pada kala itu kerap memberikan persembahan.
Hanami di Masa Sekarang
Pada awalnya, hanami lebih sering dilakukan oleh kalangan bangsawan dan kelompok kelas atas. Namun sejak zaman Edo (sekitar tahun 1600) hingga sekarang, hanami telah menyebar dan turut dirayakan oleh masyarakat Jepang secara luas.
Saat musim semi atau saat bunga-bunga sakura bermekaran, akan ada banyak orang yang berkumpul dan berpiknik di tempat-tempat di mana pohon sakura bisa dijumpai. Taman-taman bunga yang banyak ditanami pohon sakura akan menjadi tempat favorit ribuan warga Jepang untuk berkumpul bersama keluarga dan teman. Bahkan tidak sedikit warga Jepang yang berpesta di bawah pohon sakura hingga larut malam.
Pesta perayaan di bawah pohon sakura pada waktu malam juga sangat lazim dijumpai di Jepang, khususnya di kota Tokyo. Hanami di waktu malam ini biasa dikenal dengan sebutan yozakura (sakura malam).
Spot Populer Menikmati Hanami
Pohon sakura di musim dingin merontokan daunnya. Di awal musim semi, yang pertama kali dimunculkan dari pohon ini adalah bunganya, dari jumlah sedikit menjadi banyak. Dari yang awalnya berbentuk kuncup semua, menjadi bermekaran semua. Puncak bermekarannya bunga sakura ini dikenal dengan sebutan mankai (full bloom) dan berlangsung pendek, biasanya hanya 1-3 hari saja. Setelah itu, barulah pohon sakura mulai mengeluarkan daun hijaunya dan merontokkan bunganya. Tidak lama kemudian, pohon sakura akan menjadi seperti pohon biasa yang berdaun hijau. Mankai menjadi puncak perayaan hanami, waktu terbaik dan juga terakhir untuk menikmati keindahan bunga sakura.
Setiap tahunnya, direktorat meteorologi dan badan-badan lain yang berhubungan dengan cuaca selalu mengeluarkan prakiraan pergerakan mekarnya bunga sakura serta kapan mankai akan terjadi (yang berbeda-beda di setiap daerah). Di Jepang, prakiraan gelombang mekarnya bunga sakura kerap disebut dengan istilah sakurazensen.
Di kota Tokyo, banyak spot yang terkenal untuk menikmati hanami. Salah satunya yang sangat terkenal adalah Taman Yoyogi yang terletak di dekat Harajuku. Di sini, sedikitnya terdapat 800 pohon sakura yang bermekaran setiap tahunnya.