Gempa dahsyat yang melanda Jepang pada awal tahun 2024 menjadi sorotan. Tak hanya karena kekuatannya yang mencapai magnitudo 7,6, tapi juga berkat sistem peringatan dini yang dimiliki Jepang. Salah satu momen menarik terkait kejadian ini memperlihatkan momen menegangkan seorang livestreamer Jepang yang menerima notifikasi gempa tepat sebelum gempa besar terjadi.
Dalam video tersebut, ponsel livestreamer tiba-tiba berbunyi dengan notifikasi gempa bumi yang akan terjadi di wilayahnya. Spontan, ia memperlihatkan layar ponsel kepada penonton dan segera keluar dari ruangan. Rekaman siaran langsungnya tetap berlanjut dan memperlihatkan guncangan kuat yang terjadi selama gempa bumi berlangsung. Hal ini pun sukses mengundang perhatian banyak netizen, terutama netizen Indonesia.
Bagaimana Cara Kerja Sistem Peringatan Dini di Jepang
Video viral peringatan dini di Jepang ini menunjukkan bahwa sistem peringatan dini yang efektif dapat mengurangi risiko dan memberi waktu untuk mengambil tindakan pencegahan saat bencana alam melanda. Namun, muncul satu pertanyaan. Bagaimana cara kerja sistem peringatan dini gempa di Jepang?
Sistem peringatan dini gempa di Jepang atau yang dikenal sebagai Earthquake Early Warning (EEW), sebenarnya beroperasi dengan mendeteksi gelombang P atau gelombang primer yang merupakan gelombang tercepat yang dicatat seismograf.
Gelombang P adalah salah satu jenis gelombang yang bergerak di dalam lapisan bumi dan tidak begitu merusak. Saat muncul peringatan dini gempa, gelombang inilah yang digunakan oleh stasiun seismik terdekat dari pusat gempa untuk memperkirakan lokasi dan kekuatan potensial pusat gempa. Setelah muncul gelombang primer, biasanya akan dilanjutkan dengan munculnya gelombang S atau gelombang sekunder yang lebih kuat.
Badan Meteorologi Jepang mengoperasikan sistem deteksi dini ini sejak 2007 dengan menggunakan sekitar 1000 stasiun seismik yang tersebar di seluruh wilayah. Peringatan dini ini disampaikan melalui berbagai media, seperti radio, televisi, dan aplikasi di ponsel.
Melalui peringatan dini, sektor-sektor seperti transportasi dan industri dapat mengambil tindakan mitigasi. Dengan sistem ini, masyarakat juga dapat menerima informasi gempa lebih cepat dan mencari perlindungan sebelum guncangan yang lebih kuat terjadi.
Apa Saja Aplikasi Peringatan Dini Gempa yang Biasa Digunakan di Jepang
Saat muncul potensi gempa, Jepang memiliki beberapa aplikasi yang biasa digunakan untuk memberi peringatan dini kepada warganya. Berikut beberapa di antaranya:
1. JTA Warning App
Aplikasi yang dikembangkan oleh Japan Tourism Agency ini memberikan peringatan ketika gempa mencapai intensitas seismik 4 atau lebih. Dilengkapi dengan tips evakuasi dasar dan frasa berguna dalam bahasa Jepang, Cina, dan Korea, aplikasi ini membantu dalam situasi darurat gempa.
2. LINE Messenger
Meskipun bukan termasuk aplikasi khusus peringatan gempa, LINE Messenger bisa digunakan sebagai alat komunikasi darurat. Diluncurkan setelah gempa dan tsunami Jepang Timur 2011, aplikasi ini berguna saat saluran telepon rusak.
3. NERV Disaster Prevention
Berbeda dengan aplikasi peringatan dini pada umumnya, NERV Disaster Prevention memiliki tema berbasis anime “Neon Genesis Evangelion”. Aplikasi ini menyediakan informasi peringatan gempa, tsunami, dan hujan. Untuk menerima peringatan berbasis lokasi, pengguna harus mendaftarkan lokasi.
4. Yurekuru Call
Aplikasi populer yang satu ini menggunakan informasi dari Earthquake Early Warning System Badan Meteorologi Jepang. Yurekuru Call memberi peringatan gempa beserta magnitudo dan pusat gempa, serta memungkinkan pengguna untuk menyesuaikan ambang batas peringatan sesuai preferensi.
Bagaimana dengan Sistem Peringatan Dini Gempa di Indonesia
Di Indonesia sendiri, sistem peringatan dini gempa sebenarnya sudah mulai dikembangkan. Hanya saja, sistemnya masih belum rampung dan butuh waktu hingga siap digunakan secara luas. Sistem yang dimaksud di sini adalah INAEEWS (Indonesia Eartquake Early Warning System).
Kabarnya, INAEEWS mampu memberi informasi terkait informasi potensi gempa, kekuatan, hingga kedalaman gempa. Pada gempa di Sumedang, BMKG juga berhasil mendapat informasi 11 detik sebelum guncangan tiba di Bekasi pada 31 Desember 2023 yang lalu. Kalau sistem ini sudah rampung, rasio berkurangnya korban tentu diharapkan bisa turun secara signifikan.