Jika kita pergi ke restoran atau café, tentu kita akan melihat dan disodorkan berbagai macam jenis teh dari buku menu. Apakah ITOFriENd tahu bahwa seluruh teh yang kita minum berasal dari daun satu tumbuhan yang sama yaitu Camellia sinensis. Tanaman subtropis ini berkaitan dengan bunga Kamelia, tanaman hias yang tumbuh di taman. Ada dua varian utama dari tumbuhan ini yaitu, Camellia Sinensis varian Sinensis, yang secara tradisional ditemukan di Cina; dan yang kedua adalah Camellia Sinensis varian Assamica, yang berasal dari Assam, India.
Banyaknya jenis & varian teh, sangat bergantung dari: di mana lokasi penanamannya dan bagaimana cara pengolahannya. Misalnya, kita hanya akan menemukan white tea (teh putih) terbaik yang tumbuh di wilayah Fujian, Cina. Atau black tea (teh hitam) yang segar, cerah, diproduksi di kawasan Rwanda, pegunungan Afrika Timur. Ada juga proses fermentasi khusus yang digunakan di Taiwan untuk menghasilkan beraneka ragam jenis teh Oolong yang unik dan kaya cita rasa. Sedangkan di Cina dan Jepang, daun teh yang dipetik segera dipanasi agar proses fermentasi berhenti, dan proses ini menghasilkan apa yang kita kenal dengan nama green tea (teh hijau). Teknik pemanasan daun teh di Cina dengan cara panggang (pan frying) sedangkan di Jepang menggunakan teknik kukus (steaming), walaupun bertujuan sama-sama men-nonaktifkan enzim proses fermentasi teh, namun perbedaan teknik pemanasan ini menghasilkan perbedaan rasa dan aroma pada teh hijau yang dihasilkannya.
Sungguh luar biasa bukan? Satu tanaman dapat menghasilkan begitu banyak rasa dan aroma yang unik. Variasi rasa tersebut dimulai dari tempat tanaman ditumbuhkan dengan mempertimbangkan lokasi geografis, tanah, ketinggian, dan juga keadaan cuaca. Karakter teh yang khas itu muncul pada saat daun teh diolah setelah pemetikan.
Teh yang baik adalah teh yang dibuat dengan tepat. Teh yang telah dirawat juga harus dibuat dengan baik di setiap tahapannya. Meskipun cuaca tidak dapat dikontrol, tahapan produksi dapat dikelola dengan cermat. Secara umum, perkebunan teh harus memilih antara membuat teh yang cukup enak dalam jumlah besar, atau teh yang berkualitas tinggi dalam jumlah yang lebih kecil. Jika mereka memilih yang terakhir, maka mereka hanya akan memetik daun terbaik (pucuk yang paling segar) dan memprosesnya dengan sangat hati-hati, memastikan agar daun teh tersebut tidak rusak.
Negara Jepang sudah menjadi rumah yang tepat bagi tumbuhan ini karena daerah yang tepat, iklim yang mendukung dan cuaca yang baik. Bahkan teknik penanaman teh dengan cara peneduhan (shading) selama beberapa minggu, untuk menghasilkan teh hijau berkualitas tinggi yang disebut gyokuro, atau tencha (bahan baku dari matcha) ditemukan dan dikembangkan di Jepang. Tidaklah mengherankan bangsa Jepang sudah menjadi bangsa yang kaya di awal tahun 1900 an karena ekspor teh nya (selain ekspor sutra) jauh sebelum bangsa ini dikenal sebagai bangsa dengan teknologi maju.. Nah, sekarang waktunya ITOFriENd yang merasakan semua kebaikan teh Jepang pada produk-produk minuman sehat teh tawar ITO EN yang telah dijual dalam kemasan botol, diolah dengan proses seduhan alamiah dan disajikan dengan rasa otentik tanpa penambahan gula maupun campuran zat aditif lainnya!