Sebentar lagi tanggal 12 Februari 2021 seluruh etnis Tionghoa akan merayakan hari raya Imlek. Namun tahukah kalian kisah di balik kemeriahan hari Imlek yang dirayakan ini?
Menurut legenda atau mitos yang ditemukan dalam buku Jingchu Sui Shi Ji dahulu kala Nian (年) adalah seekor Naga Raksasa pemakan manusia datang dari pegunungan. Ia muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, berburu ternak hingga penduduk desa. Untuk melindungi diri, para penduduk berusaha dengan cara menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun. Dipercaya jika mereka menyajikan makanan, Naga Raksasa itu tidak akan menyerang manusia melainkan memakan makanan yang disajikan di depan pintu itu.
Pada satu ketika, penduduk pernah mendapati Naga Raksasa tersebut ketakutan ketika melihat seorang anak kecil yang berpakaian merah. Sejak saat itu, Naga Raksasa itu tidak pernah datang kembali ke desa tersebut. Kemudian penduduk mempercayai merah sebagai warna keberuntungan dan mampu mengusir Naga Raksasa atau petaka yang akan terjadi. Dari sana penduduk juga membuat dan menggantungkan lentera dan gulungan kertas merah di jendela dan pintu-pintu rumah.
Mereka juga menggunakan kembang api yang dipercaya mampu menakuti Naga Raksasa tersebut. Adat-adat pengusiran ini kemudian berkembang menjadi perayaan tahun baru. Guò nián yang berarti menyambut tahun baru secara harfiah berarti “mengusir Naga” yang kemudian tradisi ini dirayakan dari generasi ke generasi sebagai perayaan yang sekarang kita kenal sebagai Imlek.
Namun kemeriahan perayaan Imlek tetap bisa kita nikmati meskipun dilakukan dengan cara #DiRumahAja. Dan inilah Imlek di rumah versi ITO EN.
Pertemuan antara saudara secara Online
Mengunjungi orang tua dan berkumpul di sana bersama seluruh saudara lain, atau ke tempat kaum saudara tertua untuk makan bersama pada umumnya adalah salah satu tradisi yang wajib dilakukan sebelum pandemi ini terjadi. Namun pertemuan ini tetap dapat dilakukan dengan cara berkumpul secara online.
Mulai dari anak-anak hingga usia dewasa mulai terbiasa menggunakan media online untuk melakukan komunikasi, pertemuan untuk menghindari kontak langsung. Dengan janji pertemuan secara online akan membantu anak-anak dan orang tua untuk tetap dapat berkomunikasi dengan baik dan bebas rasa khawatir! Yang tidak kalah penting, pastikan jaringan internetnya stabil dan kuat pada saat online berlangsung!
Hidangan Makanan dan Minuman
Makanan yang terdiri dari 12 macam pada umumnya juga disiapkan, dipercayai 12 macam ini sebagai perwakilan shio. Khas makanan juga terdapat di dalamnya, misalnya kue keranjang, buah jeruk, ayam, bakmi goreng hingga kue lapis legit yang mengartikan rezeki yang berlapis-lapis. Hal lainnya adalah minum teh yang juga merupakan hal wajib! Kaum Tionghoa sangat menghargai kebiasaan minum teh, karena teh memiliki simbol kehormatan dan kemakmuran di tahun yang baru. Selain itu, teh juga menjadi lambang kerendahan hati.
Di Tiongkok, sangat umum untuk menyajikan teh dalam kategori tisane (teh bunga), teh berwangi, seperti teh melati atau teh oolong. ITO EN juga memiliki jenis ini, yaitu ITO EN Unsweetened Jasmine Tea dan ITO EN Unsweetened Oolong Tea yang terbuat dari bunga melati dan daun teh alami dan diproses secara natural dan diramu dengan sangat baik oleh para tea master. Selain itu, kedua jenis ini pun sangat aman dikonsumsi apalagi untuk orang tua karena tidak ada tambahan pemanis, pengawet, hingga zat berbahaya seperti pewarna ataupun perisa.
Membagikan Angpao
Tradisi yang satu ini juga pastinya tidak asing dan bahkan menjadi hal-hal yang ditunggu bagi anak-anak yang belum menikah. Sesungguhnya dengan mitos yang dipercayai bahwa warna merah ditakuti oleh Naga Raksasa, angpao atau amplop merah juga merupakan salah satu lambang untuk mengusir Naga Raksasa dari anak-anak. Oleh sebab itu, ada tradisi memberikan angpao kepada anak-anak untuk melambangkan keberuntungan dan rezeki. Dipercayai juga isi dari angpao tersebut tidak boleh diisi dengan yang mengandung angka 4, karena angka ini dipercayai membawa petaka, yang dalam arti aksara China ada makna yang artinya “mati”.
Tetap bersemangat dan bersukacita bersama keluarga #DiRumahAja ala ITO EN Indonesia!
Selamat Hari Raya GUO NIAN!