Dalam tradisi Cina, minum seduhan daun teh hijau merupakan hal biasa yang sudah dilakukan sejak abad ke 8. Tradisi menguapkan dan mengeringkan daun teh hijau menjadi bongkahan-bongkahan besar adalah hal yang umum dilakukan pada waktu itu. Para biksu dari aliran Chinese Buddha Zen ( “Chan” ) memiliki peran penting di dalam perkembangan budaya minum teh ini . Para biksu umumnya membelah bongkahan besar itu, menjadi bongkahan kecil kemudian menggilingnya hingga sangat halus dengan menggunakan alu dan lesung, yang selanjutnya bubuk tersebut dicampurkan dan diaduk dengan air panas menjadi teh hijau (green tea)
Teh hijau dalam bentuk bubuk yang dikenal dalam bahasa Jepang dengan sebutan matcha, dibawa masuk ke Jepang oleh Myoan Eisai, seorang biksu Jepang yang sangat berpengaruh pada waktu itu. Ia menemukan bubuk teh hijau (green tea) saat ia sedang mengelilingi Cina di akhir tahun 1180 untuk mempelajari meditasi Buddha Zen. Karena terlalu jatuh cinta dengan Buddha Zen dan teh hijau, Myoan kembali ke Jepang pada tahun 1191 dengan membawa beberapa bibit daun teh. Kemudian ia menjadi salah satu biksu yang tersohor, berhasil mempopulerkan Buddha Zen di tengah masyarakat Jepang dan mempromosikan penggunaan matcha yang dipercaya menjadi salah satu minuman penting dalam meditasi.
Myoan Eisai (1141-1214), Zen Master
Eisai adalah penemu aliran Rinzai, salah satu sekte dari Buddha Zen dan ia juga dikenal sebagai seorang reformasi besar dalam aliran tersebut. Myoan Eisai bukan hanya membawa bibit teh dari China tapi juga menuliskan buku tentang “Minum Teh untuk Kesehatan”. Buku tersebut dipublikasikan tahun 1211 dan menjadi buku tentang teh pertama di Jepang. Bagian pertama dari buku tersebut “Teh merupakan pengobatan mental dan medis terbaik yang dipercaya memiliki kemampuan untuk membuat hidup seseorang lebih lengkap dan penuh.”
Elsai sendiri percaya bahwa orang-orang Cina memiliki umur yang panjang dan sehat karena telah mengonsumsi teh dan karenanya mendapatkan khasiat obat yang ada di dalamnya. Oleh karena hal inilah Eisai mendorong masyarakat di Jepang untuk memulai dan membangun kebiasaan meminum teh.