Hai, ITOfriENd! Ketika berbicara tentang budaya Jepang, salah satu hal yang memikat adalah pakaian tradisionalnya yang anggun dan sarat makna. Contohnya kimono dan yukata, yaitu pakaian tradisional Jepang yang memikat dunia dengan keindahan dan gayanya yang khas. Keduanya berbentuk jubah panjang dengan potongan seperti huruf T dengan lengan yang lebar serta diikat dengan obi (ikat pinggang kain). Meski sekilas tampak mirip, kimono dan yukata sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan, baik dari segi bahan maupun penggunaannya.
Terlepas dari perbedaan antara kimono dan yukata, ada satu aturan penting yang harus selalu diingat. Kamu harus selalu mengenakan kerah bagian kiri di atas kerah bagian kanan! Memakai kimono atau yukata dengan cara sebaliknya dianggap sangat tidak sopan dalam budaya Jepang, karena cara ini digunakan untuk orang yang telah meninggal. Jadi, pastikan untuk selalu memeriksa caramu mengenakan kimono atau yukata sebelum keluar rumah, ya!
5 Perbedaan Yukata dan Kimono
Jika kamu berencana mengenakan salah satu dari dua pakaian tradisional ini, penting untuk memahami perbedaan di antara keduanya agar tidak salah kostum dan tampil sesuai dengan acara yang dihadiri. Yuk, kita bahas!.
1. Kerah
Hal pertama yang membedakan yukata dan kimono adalah kerahnya. Kimono biasanya memiliki dua lapis kerah pada lapisan dalam (juban) dan kerah bagian luar. Kerah luar ini sering kali lebih tebal dan diatur sedemikian rupa untuk memberikan kesan formal. Sebaliknya, yukata hanya memiliki satu lapis kerah yang lebih sederhana, karena memang dirancang untuk kenyamanan dalam cuaca hangat di musim panas.
2. Lebar Lengan
Perbedaan kedua terletak pada lebar lengan. Lebar lengan kimono bisa bervariasi tergantung pada berbagai faktor, seperti usia pemakai dan jenis acara. Wanita yang belum menikah biasanya memakai kimono dengan lengan yang sangat panjang dengan lebar antara 80-114 cm (furisode), sedangkan wanita yang sudah menikah akan memakai kimono dengan lebar lengan yang lebih pendek (tomesode). Hal ini ditentukan untuk memudahkan para pria untuk mengenali wanita yang siap menikah. Di sisi lain, yukata memiliki lengan yang panjangnya tidak lebih dari sekitar 50 cm, serta memiliki bentuk lebih sederhana dan cocok dikenakan untuk acara kasual.
3. Bahan yang Digunakan
Perbedaan ketiga terletak pada bahan yang digunakan. Kimono umumnya terbuat dari bahan yang lebih berat dan mahal, seperti sutra, brokat, atau satin, yang memberikan kesan mewah dan elegan. Sementara itu, bahan yukata lebih kasual daripada kimono, dibuat dari bahan yang lebih ringan seperti katun atau campuran katun, sehingga lebih nyaman dipakai saat musim panas atau untuk acara-acara yang lebih santai.
4. Acara yang Dihadiri
Jenis acara yang akan dihadiri juga menentukan pakaian mana yang lebih tepat untuk dipakai. Kimono sering dipakai untuk acara-acara formal seperti pernikahan, upacara minum teh, wisuda, atau acara penting lainnya. Sementara itu, yukata lebih sering dipakai untuk acara-acara santai seperti festival musim panas (matsuri) atau saat mengunjungi pemandian air panas (onsen).
5. Alas Kaki
Terakhir, perbedaan juga terlihat pada alas kaki yang digunakan. Saat mengenakan kimono, orang Jepang biasanya akan memakai zori, yakni sejenis sandal yang formal dan sering kali dipadukan dengan tabi, yaitu kaos kaki putih khusus. Sementara itu, yukata biasanya dipasangkan dengan geta, sandal kayu tradisional Jepang yang lebih kasual dan tidak memerlukan tabi.
Itu dia, ITOfriENd! Sekarang kamu sudah tahu perbedaan antara yukata dan kimono. Keduanya memang memiliki keindahan masing-masing sesuai dengan acara yang dituju. Yukata untuk acara santai di musim panas, dan kimono untuk acara formal atau saat ingin tampil elegan sepanjang tahun. Selamat mencoba.
Bagikan artikel ini jika kamu merasa informasi tentang kimono dan yukata bermanfaat. Jangan lupa untuk mengikuti akun sosial media ITO EN Indonesia di Instagram, X, TikTok, Facebook. Subscribe juga kanal YouTube ITO EN! Untuk konten eksklusif lainnya!