Bangsa Jepang dikenal sebagai salah satu bangsa yang memiliki kebanggaan tinggi terhadap tradisi dan kebudayaannya. Kebanggaan tersebut selalu terjaga dari generasi ke generasi dan hampir selalu bisa dijumpai dalam berbagai karya populer, seperti komik, film hingga animasi. Budaya Jepang bahkan tidak hanya dikenal di dalam negeri. Di luar Jepang sendiri, tidak sedikit orang yang tertarik untuk mendalami budaya Jepang.
Budaya Jepang yang karismatik dan otentik dibangun di atas fondasi sejarah yang sangat panjang. Bukti-bukti sejarah bahkan menunjukkan bahwa daratan Jepang sudah dihuni sejak zaman prasejarah atau sekitar tahun 100.000 SM.
Zaman Paleolitik
Sekitar tahun 100.000, zaman paleolitik Jepang dimulai. Zaman paleolitik di Jepang sendiri berlangsung antara tahun 100.000 hingga 30.000 SM. Di zaman ini, peradaban masyarakat Jepang kuno masih sangat sederhana dan menjalankan aktivitasnya dengan perkakas batu.
Bukti-bukti kehadiran peradaban manusia di zaman paleolitik Jepang dapat dilihat dari bukti-bukti penggalian arkeologi yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 35.000 SM. Zaman paleolitik Jepang inipun diperkirakan berakhir sekitar tahun 12.000 SM atau pada akhir zaman es. Pada tahun 11.000 SM, Kepulauan Jepang diperkirakan mulai terpisah dan menjadi cikal bakal Kepulauan Jepang yang dikenal saat ini.
Zaman Jomon
Menurut catatan sejarah, zaman Jomon berlangsung sekitar tahun 14.000 sampai 300 SM. Di zaman inilah cikal bakal peradaban dan budaya Jepang mulai terbentuk. Di masa ini, pola hidup masyarakat Jepang kuno sudah terlihat lebih stabil dibandingkan saat zaman Paleolitik.
Ciri peradaban zaman Jomon dapat dilihat dari gaya hidup khas pemburu pengumpul dan semi sedenter masyarakat zaman Mesolitik hingga Neolitik. Di zaman Jomon, manusia hidup secara menetap di rumah-rumah yang beratapkan kayu.
Manusia di masa ini sudah mulai mengenal bentuk awal dari pertanian dan memiliki keterampilan untuk membuat bejana dari tanah liat. Boneka tanah liat “dogu” juga ditemukan di situs penggalian sejarah zaman Jomon. Meski demikian, keterampilan menenun masih belum dijumpai di masa ini. Orang-orang yang hidup di zaman Jomon masih menggunakan pakaian yang terbuat dari bulu hewan.
Berdasarkan catatan sejarah, orang-orang Jomon dikenal sebagai manusia yang pertama kali menghuni Jepang. Keturunan orang-orang Jomon, yakni penduduk asli Hokkaido suku Ainu juga masih ada hingga kini.
Zaman Yayoi
Dari situs arkeologi di kota Yayoi, Bunkyo, Tokyo, zaman Yayoi diperkirakan berlangsung antara tahun 400 SM hingga tahun 250 Masehi. Di masa awal zaman Yayoi, masyarakatnya dikenal sudah menanam padi, menenun, serta mengenal praktik perdukunan. Masyarakat zaman Yayoi juga sudah membuat perkakas dari perunggu dan besi yang dipelajari dari Tiongkok dan Korea.
Teknik menanam padi dan irigasi diperkirakan masuk ke Jepang dari Tiongkok sekitar tahun 1000 SM. Dalam catatan sejarah berjudul “Catatan Sejarah Tiga Negara” yang berasal dari abad ke-3, diceritakan bahwa Jepang di zaman Yayoi dibentuk dari 30 suku-suku kecil yang dipimpin oleh dukun wanita dari Yamataikoku bernama Himiko.
Ciri orang-orang Yayoi mirip seperti ciri-ciri orang Wu zaman pra-Tiongkok atau seperti yang digambarkan melalui boneka haniwa. Kaum laki-lakinya memiliki rambut panjang dikepang dengan tubuh bertato. Sedangkan untuk kaum wanitanya, mereka umumnya mengenakan pakaian terusan dengan ukuran besar.
Menurut hasil penggalian arkeologi di situs Yoshinogari, terungkap bahwa orang-orang Yayoi mendiami pemukiman di Kyushu selama ratusan tahun. Mereka mendiaminya secara terus-menerus dari generasi ke generasi. Temuan perkakas dari Tiongkok dan Korea juga menunjukkan bahwa orang-orang di zaman Yayoi sering berdagang dengan orang-orang dari daratan Tiongkok.