Budaya Jepang Apa Saja Ini yang Paling Terkenal dan Unik di Dunia

Budaya Jepang Apa Saja? Ini yang Paling Terkenal dan Unik di Dunia

Budaya Jepang tak pernah berhenti menarik perhatian dunia dengan keunikan dan tradisi yang kaya. Mulai dari seni yang melibatkan ritual mendalam hingga festival yang meriah, budaya Jepang menawarkan aspek-aspek yang memesona, menginspirasi, dan dikenal luas di berbagai negara. Lalu, apa saja contoh budaya Jepang yang perlu ITOfriENd ketahui? Simak di sini!

1. Matsuri (祭)

Matsuri (祭) adalah festival budaya di Jepang yang menampilkan beragam tradisi unik, seperti pawai, tarian, aneka makanan tradisional, hingga pertunjukan yang semarak dan penuh warna. Matsuri memiliki akar sejarah dan keagamaan yang kuat, berkaitan dengan kuil Shinto dan Buddha. Selain itu matsuri juga memiliki arti hari libur atau perayaan.

Para pengunjung yang datang ke event matsuri biasanya mengenakan pakaian tradisional. Mereka hadir sambil menikmati semaraknya acara, tarian, kios makanan tradisional, hingga pawai-pawai di sepanjang jalan. Karena besarnya daya tarik matsuri bagi para wisatawan, matsuri ini pun menjadi bagian penting dari budaya Jepang.

Beberapa contoh festival matsuri yang ditunggu-tunggu publik adalah Festival Tenjin (天神祭) di Osaka pada akhir Juli. Festival Gion Matsuri (祇園祭) di Kyoto di bulan Juli (salah satu festival termewah dan terbesar), Nebuta Matsuri (ねぶた祭) di Aomori pada awal Agustus, serta Festival Festival Salju Sapporo (さっぽろ雪まつり) di bulan Februari.

2. Chanoyu (茶の湯) atau Sadou/Chadou (茶道)

Chanoyu atau Sadou (upacara minum teh dari Jepang) merupakan tradisi menyajikan teh hijau tradisional untuk menjamu tamu dengan peraturan dan tata krama khusus. Pengaruh agama Buddha turut menjadi bagian dalam ritual penyajian teh yang elegan dan penuh arti ini.

Berbeda dari jamuan teh biasa, chanoyu melibatkan aturan khusus dalam persiapan dan penyajian teh. Bahkan mereka yang ingin menerapkan seni ini perlu mendalami tata cara yang tepat dan mendetail.

Baca Juga  Resolusi 2021: Ganti Lebih Sehat dengan Kurangi Asupan Gula

Teh yang disajikan adalah matcha atau teh hijau bubuk halus. Tradisi ini bukan sekadar tentang menikmati teh, melainkan juga menekankan keanggunan, kesederhanaan, dan kehadiran penuh saat menikmati momen tersebut.

Tidak hanya tuan rumah yang harus mematuhi tata krama, tamu juga harus mengikuti aturan. Tiga aturan utama dalam Chanoyu adalah: teh tidak boleh dicampur gula, teh harus diminum panas, dan semua peralatan harus steril. Acara ini biasanya disertai dengan makan camilan manis dan diskusi tentang seni atau tujuan hidup.

3. Origami

Origami merupakan seni melipat kertas dari Jepang yang dikenal di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sejarah origami diperkirakan ada setelah pengenalan kertas di Jepang, yang terjadi setelah ditemukannya kertas di Cina. Kertas lipat yang disebut washi ini muncul sekitar zaman Heian (794-1185), yang pada awalnya digunakan dalam upacara keagamaan oleh para biksu Buddha.

Pada zaman Edo (1600-1868), origami berkembang pesat karena kertas lebih mudah didapat. Kata Origami berasal dari kata Ori (お り) yang berarti ‘lipat’ dan kami (紙 / がみ) yang berarti ‘kertas’. Seni ini melibatkan melipat kertas persegi hingga membentuk objek atau hewan.

Sejak era Meiji (1868-1912), seni melipat kertas origami mulai diperkenalkan dan diajarkan di taman kanak-kanak serta masuk kurikulum seni rupa dan menggambar di sekolah dasar. Hal ini menandakan dimulainya upaya untuk melestarikan dan menyebarkan seni origami secara lebih luas di kalangan generasi muda.

Sekian periode bertransformasi, origami semakin berkembang menjadi aktivitas menghibur dan hobi yang elegan. Bahkan kini, origami menjadi salah satu budaya populer yang banyak diadopsi di negara-negara lain dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Kimono (きもの/着物)

Kimono adalah pakaian tradisional khas Jepang yang menjadi pakaian nasional negeri sakura tersebut. Nama kimono (きもの/着物) berasal dari kata ki (き / 着) yang berarti ‘pakai’, dan mono (もの / 物) yang berarti ‘benda’. Kimono secara harfiah memiliki makna ‘yang harus dipakai’.

Baca Juga  Cara Alami dan Efektif Mengatasi Insomnia

Menurut thecollector.com kimono muncul pertama kali di era Nara (710-794) yang dipengaruhi budaya Cina dari Dinasti Tang. Lalu saat era Heian (794-1185) masyarakat Jepang mulai berkreasi dengan mode kimono Jepang dan di sinilah awal mulai berkembangnya kimono dengan “Model Potongan Garis Lurus”.

Saat itu kimono hanya bisa dikenakan oleh kalangan bangsawan dan masyarakat awam hanya boleh memakai kosode yang sederhana. Seiring berjalannya waktu, kimono mengalami berbagai perubahan gaya, model, bahan, warna, teknik pembuatan, hingga status sosial pemakainya.

Saat di era modern (pertengahan abad ke-20), orang Jepang mulai banyak mengadopsi pakaian barat untuk sehari-hari dan kimono hanya dipakai saat acara penting yang sakral. Kimono memiliki ragam jenis yang digunakan sesuai dengan acara. Berikut ini jenis-jenis kimono berdasarkan kegunaannya:

  • Mofuku (喪服): kimono hitam digunakan untuk upacara berkabung.
  • Tomesode (留め袖): kimono paling formal dengan motif emas dan perak untuk wanita yang sudah menikah, biasanya dipakai saat pernikahan.
  • Iromuji (色無地): kimono polos dengan satu warna (kecuali hitam), dapat dikenakan oleh wanita lajang maupun menikah.
  • Susohiki (裾引き)/Hikizuri (引き摺り): kimono panjang menyapu lantai yang dikenakan oleh geisha atau penari.
  • Furisode (振袖): kimono formal untuk wanita lajang, dipakai dalam acara khusus seperti upacara kedewasaan dan pernikahan.
  • Komon (小紋): kimono casual dengan motif sutra, dipakai dalam acara informal.

Hingga kini, kimono tetap menjadi simbol budaya Jepang yang diwariskan dari generasi ke generasi.

5. Sumo (相撲, すもう)

Sumo (相撲, すもう) adalah olahraga gulat tradisional Jepang yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Jepang selama lebih dari 1500 tahun. Dikenal karena kekuatan, keberanian, dan ritualnya yang kaya, sumo menarik perhatian baik di dalam maupun di luar Jepang.

Baca Juga  Jenis-Jenis Teh Hijau

Olahraga bela diri tradisional ini bergantung pada kekuatan dan berat badan petarungnya untuk meraih kemenangan dalam pertandingan. Tujuan dari pertandingan ini adalah untuk menggiring atau melemparkan lawan keluar dari arena ring melingkar dohyo (土俵) atau mengharuskan mereka menyentuh bagian lain dari arena, kecuali telapak kaki mereka.

Para pesumo berlatih dengan keras dan disiplin mengenai kekuatan, teknik, strategi, dan mentalitas agar berhasil menaklukan lawan saat beradu fisik. Hingga kini sumo masih menjadi olahraga yang diminati di Jepang dengan ramainya acara turnamen sumo yang diadakan setiap tahunnya.

Begitu banyak aspek menarik dari budaya Jepang yang memperlihatkan keragaman budaya Jepang. Dengan beragam tradisi, nilai, dan praktik-praktik yang unik. Mulai dari festival matsuri yang meriah, upacara minum teh (chanoyu), seni melipat kertas (origami), kimono, hingga olahraga tradisional sumo yang penuh kekuatan, Jepang telah menghadirkan ragam warna budaya yang memesona.

Dengan demikian, keberagaman budaya Jepang tidak hanya memperkaya pengalaman kita, tetapi juga mengajarkan kita tentang pentingnya menghormati tradisi dan budaya yang sudah ada sejak dulu.

Ingin tahu lebih banyak tentang teh dan budaya teh Jepang yang khas? Jangan lupa subscribe kanal YouTube kami untuk konten video eksklusif yang menginspirasi! Follow juga akun sosial media kami di  Instagram, X, TikTok, Facebook untuk dapat informasi menarik tentang produk kami. Kamu juga dapat melakukan eksplorasi mendalam tentang tradisi teh Jepang dan manfaat kesehatannya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *