Hiruk-pikuk kehidupan sering kali membuat orang lupa akar budayanya. Namun di Jepang, ada sebuah perayaan yang membuka ruang untuk merenungkan, memahami, dan merayakan kekayaan budaya yang telah mewarnai sejarah bangsa ini. Apa sih perayaan itu? Yuk, kenalan dengan Bunka no Hi.
Berkenalan dengan Bunka no Hi
Bunka no Hi sebenarnya tersusun dari dua kata, yakni “Bunka” yang berarti “budaya” dan “Hi” yang artinya “hari”. Dari dua kata tersebut, secara harfiah Bunka no Hi dapat diterjemahkan sebagai “Hari Kebudayaan”.
Bunka no Hi selalu dirayakan pada tanggal 3 November setiap tahunnya. Perayaan ini didedikasikan untuk menghargai dan mempromosikan kekayaan budaya Jepang, termasuk seni, musik, tari, sastra, dan tradisi-tradisi penting. Bunka no Hi juga menghormati berbagai aspek budaya Jepang, seperti bahasa, sejarah, dan nilai-nilai yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Sejarah Bunka no Hi
Bunka no Hi, atau Hari Kebudayaan, memiliki akar sejarah yang panjang. Jika ditarik ke belakang, cikal bakal perayaan Bunka no Hi bisa ditemukan pada tahun 1868.
Pada awalnya, perayaan ini bukanlah Bunka no Hi melainkan perayaan ulang tahun Kaisar Meiji (Tennō tanjōbi). Sebagai informasi, pada saat itu ulang tahun kaisar memang dirayakan sebagai hari libur nasional. Nama hari liburnya sendiri berubah setiap kali ada Kaisar baru.
Setelah Perang Dunia II, perubahan besar terjadi seiring dengan dibentuknya Konstitusi Jepang. Konstitusi ini pun disahkan pada tanggal 3 November 1946 dan mulai berlaku pada tanggal 3 Mei 1947.
Tanggal 3 November yang tadinya merupakan perayaan hari ulang tahun Kaisar Meiji pun mengalami pergeseran. Tak lama setelah konstitusi baru mulai berlaku, tanggal 3 November kemudian menjadi Bunka no Hi atau Hari Kebudayaan.
Bagaimana Orang Jepang Merayakan Bunka no Hi
Orang Jepang merayakan Bunka no Hi dengan beragam acara dan kegiatan yang mencerminkan kekayaan budaya mereka. Di seluruh wilayah Jepang, perayaan ini membuka ruang bagi acara-acara seperti pameran seni, pertunjukkan, dan parade.
Salah satu contoh bentuk perayaan Bunka no Hi adalah pertunjukan tradisional yang diadakan di Kuil Meiji-Jingu, Harajuku. Dalam acara ini, kamu bisa menyaksikan aksi memanah yang berbeda dari biasanya.
Para pemanah menunggang kuda saat melakukan kegiatan memanah yang dikenal sebagai “yabusame.” Menariknya, panah yang ditembakkan tidak pernah meleset dari target. Ini menunjukkan tingkat keterampilan dan presisi tinggi dari para pemanah yang mengikuti acara ini.
Selain pertunjukan memanah, ada juga parade pakaian tradisional Jepang dan pertunjukan budaya lainnya. Beberapa fasilitas kebudayaan seperti museum juga dibuka secara gratis.
Selain di dalam negeri, perayaan Bunka no Hi juga bisa dijumpai di tingkat internasional. Konsulat Jepang di berbagai negara dan pusat-pusat budaya Jepang di seluruh dunia biasanya juga akan menyelenggarakan acara-acara khusus untuk membagikan warisan budaya Jepang kepada masyarakat internasional.
Salah satu elemen penting dari perayaan ini adalah penghargaan nasional yang diberikan kepada individu atau kelompok yang telah memberikan kontribusi besar terhadap budaya Jepang. Penghargaan ini diberikan oleh Kaisar kepada seniman, penulis, musisi, peneliti, dan individu lain yang berkomitmen untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Jepang.
Nilai-Nilai Bunka no Hi
Bunka no Hi tidak hanya menjadi sebuah perayaan penuh warna. Perayaan ini juga mengandung nilai-nilai penting.
Nilai-nilai ini mencerminkan tekad bangsa Jepang untuk melestarikan dan menghormati warisan budaya mereka. Apresiasi terhadap tradisi dan seni adalah salah satu nilai inti yang muncul dalam Bunka no Hi. Masyarakat Jepang menggunakan perayaan ini untuk merayakan seni tradisional, seperti tarian, musik, seni lukis, dan banyak lagi. Mereka juga menghormati seniman dan pengrajin yang telah berkontribusi pada pemeliharaan warisan budaya.
Bunka no Hi bukan sekadar perayaan. Bagi bangsa Jepang, Bunka no Hi juga merupakan bentuk komitmen mereka dalam menjaga kekayaan budaya yang memperkaya kehidupan dan membentuk identitas Jepang.