teafy.com.au

Mengenal Nihoncha No Hi, Belajar Menghargai Teh di Hari Teh Jepang

Hari Teh di Jepang atau yang dikenal dengan sebutan Nihoncha No Hi merupakan salah satu bukti apresiasi bangsa Jepang terhadap teh. Di balik tradisi cha-no-yu yang penuh makna, Hari Teh di Jepang mempertegas lagi bahwa dalam kehidupan dan warisan budaya bangsa ini, betapa pentingnya teh baik itu teh hijau maupun produk-produk turunannya seperti matcha, hojicha, genmaicha. Untuk lebih memahami bagaimana bangsa Jepang menghargai teh, yuk kenalan dengan Nihoncha No Hi.

Apa itu Hari Teh Jepang atau Nihoncha No Hi

Nihoncha No Hi atau Hari Teh di Jepang merupakan sebuah perayaan budaya yang unik. Ini adalah hari di mana bangsa Jepang menunjukkan kecintaannya terhadap teh. Menariknya, tidak hanya ada satu hari teh di Jepang. Orang Jepang ternyata memperingati Nihoncha No Hi di dua hari yang berbeda.

Perayaan Nihoncha No Hi jatuh pada tanggal 1 Oktober dan 31 Oktober. Meski sama-sama disebut Nihoncha No Hi, keduanya memiliki latar belakang sejarah yang berbeda.

Sejarah Di Balik Dua Nihoncha No Hi

Sebelum melangkah lebih jauh, mungkin beberapa dari kamu yang bertanya-tanya. Kenapa Jepang memiliki dua Nihoncha No Hi? Untuk mengetahui jawabannya, berikut penjelasannya.

Nihoncha No Hi – 1 Oktober

Hari Teh yang jatuh pada tanggal 1 Oktober sebenarnya merupakan inisiasi ITO EN, sebuah perusahaan minuman multinasional Jepang yang ahli dan fokus dalam dunia teh, khususnya teh hijau dan matcha. Pertanyaannya, kenapa dipilih tanggal 1 Oktober? Sebenarnya Oktober bukan musim teh hijau. Akan tetapi, tanggal ini memiliki makna sejarah yang mendalam bagi bangsa Jepang.

Tanggal 1 Oktober tahun 1587 merupakan pertama kalinya Kitanodaisanoe atau Grand Kitano Tea Ceremony diadakan. Ini adalah acara minum teh pertama dalam sejarah yang membuka kesempatan bagi semua orang, baik kalangan biasa maupun orang asing.

Baca Juga  Mengenal Hari Diabetes Nasional dan Fakta Menarik Tentang Diabetes

Nihoncha No Hi Tradisional – 31 Oktober

Nihoncha No Hi yang jatuh pada tanggal 31 Oktober bisa disebut sebagai Hari Teh yang lebih tradisional. Tanggal ini merupakan salah satu tonggak sejarah teh di Jepang. Pada 31 Oktober tahun 1191, seorang biksu aliran Zen Jepang bernama Eisai membawa benih teh pertama dari China ke Jepang.

Sebagai informasi, Eisai telah dianggap sebagai “bapak teh Jepang” meskipun 200 tahun sebelumnya ada biksu lain bernama Kukai yang pertama kali memperkenalkan teh hijau dari China ke kekaisaran Jepang.

Mengapai Eisai-lah yang dianggap sebagai bapak teh Jepang? Karena Eisai adalah orang pertama yang membudidayakan teh di Jepang. Selain itu, Eisai juga memperkenalkan teh dalam bentuk bubuk matcha, yaitu bubuk gerusan teh hijau dengan kualitas tinggi yang biasanya digunakan untuk upacara minum teh Jepang. Bubuk matcha ini dicampurkan ke dalam air kemudian diaduk sehingga menjadi minuman teh hijau kental berbusa. Eisai juga menulis buku tentang manfaat minum teh untuk kesehatan.

Sebagai seorang biksu, Eisai dianggap sebagai pendiri Rinzai Zen, yang didasarkan pada keyakinan bahwa pencerahan dapat dicapai dengan melakukan tindakan sehari-hari. Para biksu Jepang aliran ini menerapkan keyakinan tersebut dalam meminum teh. Pada akhirnya hal itu menjadi ritual khas Kekaisaran Jepang yang sekarang dikenal sebagai upacara minum teh yang disebut Sado. Teh dan ajaran Zen menjadi populer sebagai unsur utama dalam penerangan spiritual.

Nihoncha No Hi 1 Oktober dan 31 Oktober, Memahami Persamaan dan Perbedaan antara Keduanya

Sama-sama Nihoncha No Hi tapi dirayakan di tanggal yang berbeda. Lantas apa perbedaan antara keduanya?

Perbedaan antara Nihoncha No Hi yang jatuh pada tanggal 1 Oktober dan 31 Oktober sebenarnya terletak pada sejarah yang melaterbelakanginya.

Baca Juga  Tanabata, Festival Bintang yang Penuh Romansa

Tanggal 1 Oktober menandai peringatan Kitanodaisanoe atau Grand Kitano Tea Ceremony pada tahun 1587. Ini adalah saat pertama kalinya sebuah upacara teh besar dibuka untuk siapa saja, termasuk rakyat biasa dan orang asing. Bagi banyak orang, ini adalah momen bersejarah sekaligus sebuah simbolisasi penyebaran budaya teh ke semua lapisan masyarakat.

Di sisi lain, tanggal 31 Oktober merupakan hari ketika seorang biksu Jepang bernama Eisai membawa biji teh pertama dari Tiongkok ke Jepang. Eisai dianggap sebagai bapak teh Jepang karena ia memulai budidaya teh di Jepang dan menulis buku tentang minum teh untuk kesehatan.

Meskipun memiliki asal-usul yang berbeda, baik Nihoncha No Hi yang jatuh pada tanggal 1 Oktober dan 31 Oktober memiliki satu kesamaan. Keduanya sama-sama merayakan kecintaan Jepang terhadap teh. Pesan yang dibagikan juga sama, yakni menyebarkan kebahagiaan teh ke semua orang, tanpa memandang status atau latar belakang.

Merayakan Hari Teh di Tanah Air

Nihoncha No Hi bisa menjadi momen sempurna untuk semua orang yang ingin mengenal teh Jepang lebih dalam atau ingin memperoleh manfaat kesehatan dari teh bahkan sekedar menikmatinya.

Tidak perlu dipusingkan dengan hal-hal rumit seperti upacara teh, nikmati saja secangkir teh Jepang favorit kamu dan rasakan kekayaan rasa dan aromanya. Yang pasti, orang Jepang minum teh hijau tanpa penambahan gula sama sekali, alias teh tawar. Ini yang membuat mereka jarang terkena penyakit diabetes walau sering minum teh. Jadi pastikan kamu minum teh Jepang juga tawar yah. Penambahan gula dan pemanis lainnya juga dapat mengganggu cita rasa teh tersebut, selain mengganggu kesehatan kamu.

Teh Jepang yang berkualitas tinggi, akan memberikan cita rasa kenikmatan alamiah yang khas seperti aroma bunga, ada yang bilang mirip wangi ubi bakar. Ada juga yang mengatakan harumnya seperti ayam goreng. Cita rasa teh unik seperti ini tidak bisa ditemukan di teh lainnya dan bisa membuat peminumnya menjadi ketagihan.

Baca Juga  Obon Matsuri, Tradisi Pulang Kampung untuk Doakan Arwah Leluhur di Jepang

Sekarang, cita rasa teh Jepang bisa kamu nikmati dengan lebih mudah. Kamu bahkan tidak perlu dipusingkan dengan hal-hal teknis, seperti bagaimana cara menyeduh teh dengan benar dan hal-hal “ribet” lainnya seperti perlu tidaknya kita campuri bubuk matcha. Kini kamu bisa langsung menikmati cita rasa teh Jepang otentik, tanpa penambahan gula tentunya, dari teh tawar sehat dalam kemasan siap saji ITO EN. ITO EN berkomitmen menghadirkan produk-produk teh tawar sehatnya di Indonesia dengan rasa yang semirip mungkin dengan produk aslinya di Jepang. Teh tawar sehat ITO EN dijamin otentik: TIDAK MANIS, tetapi rasanya enak dan aromanya wangi. Penasaran khan, sudah cobain belum?

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No 1 Unsweetened RTD Green Tea Brand in The World