Diabetes dikenal sebagai salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Di Indonesia sendiri, jumlah penderita diabetes diperkirakan mencapai 10,7 juta jiwa di tahun 2020. Angka tersebut belum termasuk orang dengan pradiabetes yang mencapai 29,1 juta jiwa.
Angka di atas baru untuk wilayah Indonesia saja. Di dunia, International Diabetes Federation (IDF) mencatat sedikitnya ada 463 juta orang dewasa yang terdiagnosis sebagai penderita diabetes. Angka tersebut bahkan belum menunjukkan keseluruhan jumlah penderita diabetes di seluruh dunia, atau belum termasuk 50,1% penderita diabetes yang tidak terdiagnosis. Atas dasar inilah, International Diabetes Federation (IDF) bersama World Health Organisation (WHO) menyelenggarakan kampanye kesadaran akan diabetes dan gaya hidup sehat dengan menetapkan tanggal 14 November sebagai Hari Diabetes Sedunia.
Asal Usul Istilah Diabetes
Istilah diabetes sebenarnya diciptakan sejak tahun 250 SM oleh Apollonius dari Memphis. Meski demikian, istilah “diabete” dalam bahasa Inggris baru dicatat untuk pertama kalinya di tahun 1425 M dalam teks medis.
Oleh dokter Thomas Willis, istilah “diabete” kemudian mendapatkan penambahan kata “mellitys” di tahun 1675. Penambahan kata “mellitys” ini dilakukan atas dasar rasa manis yang muncul dari urine yang banyak diteliti oleh para peneliti Yunani kuno, Mesir, India, Cina dan Persia.
Sejarah Pengobatan Diabetes
Pada tahun 1919, diet ketat untuk pengobatan diabetes ditemukan oleh Dr Frederick Allen dari Rockefeller Institute. Diet ini memperkenalkan tentang terapi pengobatan kelaparan untuk membantu mengendalikan diabetes. Meski demikian, pada saat itu belum ada pengobatan yang secara efektif terbukti mampu mengatasi penyakit diabetes.
Pengobatan diabetes, yakni insulin baru ditemukan di tahun 1922 oleh Sir Frederick Grant Banting dan Charles Herbert Best. Pada Januari 1922, seorang pasien di Rumah Sakit Umum Toronto bernama Leonard Thompson menjadi orang pertama yang mendapatkan pengobatan tersebut. Pengobatan dengan insulin mampu menambah usia hidup Thompson sebanyak 13 tahun. Meski demikian, ia akhirnya meninggal di usia 27 tahun karena pneumonia.
Atas jasanya menemukan pengobatan yang efektif untuk mengatasi diabetes, Sir Frederick Grant Banting mendapat penghargaan Nobel dalam Fisiologi. Sejak saat itulah, insulin menjadi pengobatan yang banyak diandalkan untuk membantu perawatan penderita diabetes.
Sejarah Hari Diabetes Sedunia
Hari diabetes sedunia merupakan salah satu hari penting dalam sejarah dunia. Setiap tahunnya, hari diabetes dunia diperingati dengan tema yang berbeda. Di tahun 2013, temanya adalah “Melindungi Masa Depan Kita: Pendidikan dan Pencegahan Diabetes”. Sedangkan untuk tahun-tahun berikutnya, yakni tahun 2014, 2015 dan 2016, secara berturut-turut tema yang diusung adalah “Biru untuk Sarapan”, “Makan Sehat” dan “Mata dan Diabetes”.
Kampanye Hari Diabetes Sedunia pertama kali diselenggarakan pada tanggal 14 November 1991 sebagai respons keprihatinan akan ancaman kesehatan dan ekonomi yang dapat ditimbulkan oleh penyakit diabetes. Meski demikian, Hari Diabetes Sedunia baru diresmikan pada tahun 2006.
Dipilihnya tanggal 14 November sebagai Hari Diabetes Sedunia bukan tanpa alasan. Tanggal tersebut merupakan tanggal kelahiran Sir Frederick Banting yang merupakan penemu obat diabetes, yakni insulin. Dalam menemukan insulin, Sir Frederick Banting bekerjasama dengan Charles Best. Atas jasanya inilah, tanggal 14 November dipilih sebagai Hari Diabetes Sedunia.
Memerangi Diabetes dengan Gaya Hidup Sehat
Meski berbagai metode pengobatan diabetes telah ditemukan, setiap metode pengobatan sebenarnya hanya bisa membantu mengontrol diabetes agar tidak semakin memburuk. Karena itulah, penting untuk menjaga kadar gula dalam tubuh dengan menerapkan gaya hidup sehat secara utuh.
Cara termudah untuk menjaga kadar gula dalam darah adalah dengan membatasi konsumsi gula sederhana. Minimal, kurangi makanan dan minuman manis. Selain itu, dukung gaya hidup sehat dengan melakukan olahraga secara rutin minimal 150 menit per minggu yang dapat dibagi sesuai dengan kemampuan tubuh atau keinginan. Misalnya, jika ingin berolahraga sebanyak 3 kali seminggu, pembagian waktunya bisa satu hari untuk berolahraga dan besoknya untuk istirahat, dengan durasi setiap kali berolahraga sekitar 50 menit.