Tanpa terasa tahun 2022 sudah hampir berakhir. Tahun 2023 pun hanya tinggal menghitung hari. Sama seperti di Indonesia, Jepang pun merayakan tahun baru setiap tanggal 1 Januari. Namun berbeda dengan negara-negara lain yang merayakan tahun baru pada 1 Januari, Jepang memiliki caranya sendiri.
Penanggalan Tahun Baru yang Unik Hasil Akulturasi Budaya Tiongkok dengan Barat
Budaya Jepang pada dasarnya banyak terinspirasi dari budaya Tiongkok. Bahkan agama Buddha yang merupakan salah satu agama terbesar di Jepang juga masuk setelah Jepang bersentuhan dengan budaya Cina. Meski demikian, ada yang menarik dari sistem kalender di Jepang. Meski sempat menggunakan sistem penanggalan Tiongkok, sejak 1 Januari 1873 Jepang beralih ke sistem kalender Gregorian.
Sistem kalender Gregorian sendiri merupakan sistem penanggalan matahari. Pada sistem kalender ini, tahun baru jatuh pada tanggal 1 Januari. Itulah kenapa meski banyak mengadopsi budaya Tiongkok, tahun baru di Jepang justru dirayakan pada 1 Januari dan bukan mengikuti penanggalan imlek.
Penentuan tahun baru di Jepang terbilang unik. Meski menggunakan sistem kalender Gregorian, Jepang juga menggunakan sistem shio mirip seperti sistem kalender Tiongkok. Bedanya, pergantian shio di Jepang tidak mengikuti kalender imlek. Di Jepang, pergantian shio jatuh pada tanggal 1 Januari mengikuti sistem kalender Gregorian.
Tradisi Tahun Baru di Jepang
Perayaan tahun baru di Jepang terbilang khidmat. Perayaannya bahkan bisa berlangsung hingga tanggal 3 Januari (hal ini disebut san-ganichi). Berbeda dengan perayaan tahun baru di Indonesia yang penuh dengan keramaian, hiruk pikuk, pawai di jalan, kembang api dan countdown, perayaan di Jepang lebih ke arah perayaan yang tenang bersama keluarga di rumah masing-masing. Ada beberapa tradisi yang rutin dilakukan dan selalu dijaga.
Beberapa tradisi masyarakat Jepang di tahun baru di antaranya adalah menyantap makanan mie soba panas yang disebut toshikoshi soba di malam pergantian tahun.Toshikoshi berarti melewati tahun. Makan toshikoshi soba di malam terakhir tahun tersebut memiliki makna memutus segala kemalangan di tahun tersebut dan berdoa agar diberi umur panjang serta keberuntungan di tahun yang baru.
Tradisi yang dilakukan pada tanggal 1 Januari adalah hatsumoude yakni mengunjungi kuil di pagi hari untuk berdoa di awal tahun hingga makan makanan istimewa tahun baru (osechi ryori). Salah satu makanan yang biasa dimakan saat tahun baru di Jepang adalah sup ozoni, yakni sup yang dibuat dari kuah dashi dengan isian mochi dan sayuran. Sedangkan untuk lauknya, orang Jepang biasanya memilih lauk yang sangat manis atau asin. Beberapa contoh lauk osechi ryori di antaranya adalah kombumaki, tatsukuri, kuromame, kamaboko, kazunoko, datemaki dan kurikinton.
Selain tradisi makan osechryori, orang Jepang juga punya tradisi berkirim kartu pos atau nen-gajo. Bagi masyarakat Jepang, memberi ucapan tahun baru kepada keluarga, teman atau kolega merupakan satu hal yang tidak boleh dilewatkan.
Nen-Gajo, Tradisi Berkirim Kartu Ucapan Tahun Baru
Sebelum membahas tentang nen-gajo, mari kita bahas tradisi orang Jepang saling memberikan ucapan tahun baru secara lisan, di mana ada 2 jenis, yaitu yang diucapkan di bulan Desember dan diucapkan setelah 1 Januari.
Untuk yang pertama, tidak ada patokan waktunya secara pasti. Akan tetapi, masyarakat Jepang biasanya mengucapkannya pada minggu ke-4 bulan Desember atau lebih awal dari itu, dan hanya saling diucapkan bila dianggap itu pertemuan terakhir mereka di tahun tersebut. Saat itu mereka saling bertukar salam, kira-kira seperti ini: “Yoi otoshi wo omukae kudasai”, atau kadang-kadang disingkat “Yoi otoshi wo” Artinya, “silakan menyambut tahun yang baik”.
Ucapan tahun baru kedua, diucapkan setelah 1 Januari ada beberapa, namun yang paling umum adalah “Akemashite omedeto gozaimasu!” あけましておめでとうございます. Setelah mengucapkan salam tahun baru ini, biasanya orang Jepang akan menambahkan ucapan “terima kasih atas bantuan Anda selama 1 tahun yang baru saja lewat” dan dilanjutkan dengan ucapan “semoga tahun baru ini Anda juga terus tetap membantu saya”.
Selain bertukar salam, saat tahun baru, orang Jepang akan saling berkirim kartu tahun baru yang disebut nen-gajo. Ini merupakan salah satu tradisi penting bagi masyarakat Jepang. Dipastikan mereka sudah memasukkan nen-gajo ini ke kotak pos kantor pos masing-masing di akhir Desember sehingga nen-gajo tersebut bisa sampai ke tempat tujuan di tanggal 1 Januari, atau paling lambat 3 Januari. Nen-gajo biasanya dikirimkan kepada orang-orang yang dihormati seperti guru, dosen atau atasan di perusahaan, atau ke orang yag dianggap berjasa selama 1 tahun terakhir.
Isi ucapan ini umumnya berupa ucapan terima kasih selama satu tahun berlalu serta permohonan dan harapan untuk satu tahun ke depan.
Tahun baru di Jepang memang selalu istimewa. Jelang pergantian tahun, masyarakat Jepang akan merayakannya secara khidmat penuh dengan makna-makna dan simbol-simbol yang berkaitan dengan pengharapan, optimisme, doa untuk keberuntungan, panjang umur dan hal-hal baik lainnya. Sekarang, apa rencanamu untuk merayakan tahun baru 2023 nanti?