Sejak hari pertama lebaran 2022, Indonesia dilanda cuaca panas yang cukup serius. Matahari jauh lebih terik, udara juga terasa lebih gerah dibanding biasanya. Bahkan menurut BMKG, suhu rata-rata di wilayah Indonesia berada di kisaran 33-36,1 derajat celcius. Tak mengherankan, banyak yang mengeluh dan mengaitkannya dengan gelombang panas di Amerika dan negara-negara di Asia Selatan lainnya.
Cuaca panas di Indonesia memang terasa sangat mengganggu. Bahkan masyarakat juga dihimbau agar tidak terlalu sering melakukan aktivitas di luar ruangan, mulai siang sampai sore hari. Tapi muncul pertanyaan yang sangat mendasar. Apa penyebab cuaca panas di Indonesia saat ini dan sampai kapan cuaca seperti ini akan berlangsung?
Penyebab Cuaca Panas di Indonesia
Menurut BMKG, cuaca panas yang terjadi di Indonesia tidak sama dengan fenomena gelombang panas yang terjadi di beberapa negara Asia Selatan dan negara-negara lainnya. Sedikitnya ada 3 hal yang menyebabkan cuaca panas di Indonesia, yakni karena pengaruh pancaroba, posisi matahari dan pertumbuhan awan yang berkurang.
1. Pengaruh Pancaroba
Saat ini Indonesia tengah memasuki musim pancaroba. Peralihan dari musim hujan ke musim kemarau seperti ini memang sering disertai dengan potensi cuaca ekstrim. Di bulan Mei 2022 ini, cuaca ekstrim yang muncul adalah cuaca panas. Itulah kenapa cuaca terasa lebih gerah dari biasanya.
Musim pancaroba sebenarnya termasuk hal yang biasa di Indonesia. Meski demikian, cuacanya memang tidak sepanas sebelumnya. Hal ini tidak terlepas dari kondisi Indonesia dan dunia yang juga berubah. Harus diakui, masalah polusi yang semakin serius dan berkurangnya lahan hijau punya andil yang tidak sedikit.
2. Posisi Semu Matahari
Sebenarnya posisi semu matahari memang bukan penyebab secara langsung cuaca panas. Meski demikian, posisi semu matahari yang berada di utara ekuator mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau.
Hal ini dapat dilihat dari intensitas awan dan hujan yang jauh berkurang. Sebaliknya, cuaca cerah lebih mendominasi, khususnya di waktu pagi menjelang siang hari.
3. Pertumbuhan Awan yang Berkurang
Selama beberapa hari terakhir, langit terlihat begitu cerah. Awan sangat sedikit terlihat, setidaknya antara waktu pagi sampai siang hari. Pertumbuhan awan yang banyak berkurang mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi. Itulah kenapa cuaca di pagi hingga siang hari terasa begitu terik dan menyengat.
Cuaca Terik di Indonesia Bukan Gelombang Panas
Karena terlihat mirip, sebagian masyarakat banyak yang beranggapan bahwa fenomena cuaca panas di Indonesia sebagai gelombang panas. Padahal, cuaca panas di Indonesia dan gelombang panas adalah 2 fenomena yang berbeda.
Gelombang panas terjadi karena perbedaan tekanan udara yang cukup ekstrim. Suhunya bisa mencapai 5 derajat celcius atau bahkan lebih jika dibandingkan dengan rata-rata suhu maksimal dan terjadi selama 5 hari berturut-turut, bahkan lebih. Biasanya, gelombang panas terjadi di kawasan menengah hingga tinggi, seperti Amerika dan Eropa.
Di Indonesia, cuaca panas yang terjadi sekarang ini masih dalam skala variabilitas harian. Inilah yang membedakan antara cuaca panas di Indonesia dengan gelombang panas.
Sampai Kapan Cuaca Panas di Indonesia akan Berlangsung
Tidak ada yang bisa memastikan kapan cuaca panas di Indonesia akan berakhir. Namun menurut BMKG, kondisi ini kemungkinan akan berlangsung hingga pertengahan sampai akhir bulan Mei.
Selama cuaca panas masih berlangsung, penting bagi masyarakat untuk tetap menjaga diri dan memastikan tubuh tetap terhidrasi. Kurangi aktivitas di luar ruangan saat siang sampai sore hari. Minum air putih lebih banyak dan dinginkan tubuh di tempat yang sejuk.
Agar tetap terhidrasi sekaligus bantu jaga daya tahan tubuh dari efek radikal bebas, Anda bisa minum teh tanpa gula yang juga aman untuk gula darah. Kandungan antioksidannya sangat bagus untuk menjaga kesehatan.