Apa kamu pernah dengar tentang Shiwasu? Di Jepang, Shiwasu sebenarnya merupakan sebutan lain untuk bulan Desember.
Bagi orang Jepang, akhir tahun merupakan bulan yang istimewa. Bulan ini disebut bulan paling sibuk, di mana orang-orang mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut tahun baru. Biar lebih tahu, yuk kenalan dulu dengan Shiwasu.
Apa itu Shiwasu
Shiwasu sebenarnya merupakan penyebutan untuk bulan ke-12 dalam bahasa Jepang kuno. Istilah ini terdiri dari dua karakter, 師 yang berarti “biksu” atau “guru”, dan 走 yang berarti “berlari”.
Ada beberapa versi cerita mengenai asal-usul nama ini. Akan tetapi, cerita yang paling dikenal adalah kisah yang menggambarkan bahwa bulan Desember begitu sibuknya sehingga bahkan para biksu yang biasanya tenang harus “berlari-larian” untuk mengatur ritual keagamaan.
Bagaimana Orang Jepang Mempersiapkan Akhir Tahun
1. Bersih-Bersih Besar (Oosouji)
Kalau di Barat ada “Spring Cleaning”, di Jepang ada yang namanya “Oosouji”. Oosouji sendiri adalah momen ketika orang-orang Jepang membersihkan rumah secara menyeluruh. Biasanya, kegiatan ini dilakukan sebelum tanggal 28 Desember setiap tahunnya.
Oosouji dilakukan untuk mengusir debu dari rumah selama setahun dan menyambut semangat baru di tahun yang akan datang. Kegiatan ini biasanya dilakukan bersama keluarga. Semua sudut rumah dibersihkan, dari penyaring jendela, rel jendela, lantai, lemari, loteng, dan lain-lain.
Meski dilakukan di akhir bulan atau jelang tahun baru, biasanya orang Jepang menghindari membersihkan rumah di tanggal 30 dan 31 Desember karena dianggap tidak sopan kepada para dewa jika dilakukan pada menit-menit terakhir.
2. Dekorasi Tahun Baru (Shougatsu-Kazari)
Setelah membersihkan rumah, dekorasi tahun baru seperti Kadomatsu, Kagami-mochi, dan Shime-kazari dipajang di pintu masuk rumah. Tanggal 29 Desember dikatakan sebagai hari yang buruk untuk membersihkan dan mendekorasi karena angka “29” bisa dibaca sebagai “penderitaan” dalam bahasa Jepang.
- Kadomatsu: Terbuat dari bambu dan pohon pinus. Ini merupakan tanda bagi para dewa untuk menemukan jalan ke rumahmu.
- Kagami-mochi: Ini adalah persembahan kepada para dewa namun juga tempat bagi mereka untuk beristirahat atau tinggal. Biasanya diletakkan di ruangan yang paling terhormat, seperti tokonoma di ruang Jepang atau ruang tamu.
- Shime-kazari: Ini adalah amulet yang biasanya digantung di pintu untuk menunjukkan bahwa rumahmu adalah tempat yang suci.
3. Menulis Nengajo, Kartu Ucapan Tahun Baru
Orang Jepang biasa menulis dan mengirimkan kartu ucapan tahun baru, biasanya dengan gambar hewan zodiak Cina tahun yang akan datang. Kartu ini biasanya diberikan kepada teman, keluarga, rekan kerja, atau mitra bisnis.
Biasanya, kartu dikirim sebelum Natal agar dapat diterima pada Hari Tahun Baru. Tapi kalau kamu juga ingin mengirim kartu ucapan ke orang Jepang, sebaiknya hindari mengirim ke orang yang telah kehilangan anggota keluarga dalam setahun terakhir. Ini dilakukan sebagai tanda penghormatan.
4. Menikmati Natal ala Jepang
Meskipun orang Jepang pemeluk agama Nasrani di Jepang sangat sedikit, mereka benar-benar turut memeriahkan perayaan Natal secara semarak. Barang-barang berlabel ‘Xmas promotion sales’ mulai banyak bertebaran bak bersaing dengan banyaknya hiasan-hiasan Natal di berbagai pusat-pusat perbelanjaan di seluruh Jepang.
Kue Natal atau ‘kurisumasu keeki’ juga sangat populer di bulan Desember ini. Kue ini berasa lembut di dalam (seperti kue spons), dilapisi oleh krim dan juga dihias oleh buah strawberry. Beberapa variasi dari kue Natal ini adalah dengan memadukan unsur tradisional Jepang misalnya penggunaan matcha powder dikombinasikan dengan hiasan buah strawberry, sangat menggugah selera. Ini menambah pilihan citarasa dan pernak-pernik warna kue Natal buat para pecinta kue Natal di Jepang.
5. Memberi Hadiah Musim Dingin (Oseibo)
Oseibo merupakan salah satu tradisi pemberian hadiah di Jepang. Hadiah ini diberikan sebagai tanda penghargaan kepada orang-orang yang telah bekerja sama dengan kamu atau atasanmu. Misalnya saja seperti bos, klien bisnis, tuan rumah, dokter, dan lain-lain. Isi hadiah beragam, mulai dari buah-buahan segar pilihan, daging asap, bir, makanan minuman berkelas dari yang tradisional (bahan dasar matcha atau daun teh hijau mahal jenis gyokuro misalnya) sampai yang bernuansa modern Barat.
Bagi orang Jepang, Shiwasu bukan sekedar bulan yang sangat sibuk. Shiwasu juga mengajarkan tentang arti kesetiaan kepada tradisi, menjaga kerukunan di antara anggota keluarga, dan menunjukkan rasa terima kasih kepada orang-orang terdekat. Kalau menurutmu, apa pembelajaran yang bisa dipetik dari Shiwasu?