Ada yang mengatakan teh hijau itu bagus untuk diet. Jika diminum secara teratur, teh hijau dapat membantu menurunkan berat badan. Di sisi lain, ada juga yang mengatakan bahwa teh bisa dijadikan sebagai minuman sehat. Pertanyaannya sekarang, apakah memang benar demikian?
Teh dapat membantu menurunkan berat badan. Kata kuncinya di sini adalah “membantu’, bukan menjamin. Selama didukung dengan gaya hidup yang sehat, berat badan memang bisa turun. Teh sebagai minuman sehat juga demikian.
Meski memiliki banyak manfaat kesehatan, minum teh tidak akan banyak membantu jika tidak ada perbaikan gaya hidup dan tetap mengonsumsi makanan yang tidak sehat. Masih ada mitos-mitos lain yang juga masih banyak dipercaya. Agar tidak tersesat, berikut kebenaran dari beberapa mitos tersebut.
1. Menambahkan susu atau gula dapat mengurangi manfaat teh
Banyak yang mengatakan kalau teh jauh lebih bagus jika diminum tanpa campuran apapun. Anggapan tersebut memang tidak sepenuhnya salah. Akan tetapi, bukan berarti tambahan susu atau gula bisa mengurangi khasiat dalam teh.
Hingga saat ini belum ada penelitian yang menunjukkan bahwa menambahkan susu ke dalam teh dapat mengurangi khasiatnya. Begitu juga penambahan gula pada teh. Hanya saja, menambahkan susu dapat menunda penyerapan bioavailability pada flavonoid. Di sisi lain, pada umumnya kebiasaan menambahkan gula ke dalam minuman apapun termasuk teh juga dapat meningkatkan jumlah kalori yang terkandung di dalamnya, serta meningkatkan resiko terkena diabetes.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, khasiat teh tidak akan banyak membantu jika tidak ada perbaikan gaya hidup. Untuk itu, salah satu cara untuk memperbaikinya adalah dengan mulai mengubah kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman manis. Hal ini bisa dilakukan mulai dengan membiasakan minum teh tawar tanpa campuran gula.
2. Teh tidak boleh diminum sebelum tidur
Ada beberapa kandungan dalam teh. Selain flavonoid, teh juga mengandung kafein dan teanin. Kandungan kafein inilah yang sering dipermasalahkan. Karena mengandung kafein, banyak yang beranggapan bahwa teh tidak boleh diminum sebelum tidur.
Kandungan kafein dalam teh sebenarnya sangat rendah, yakni hanya setengah dari kafein kopi. Jumlah kafein tersebut tidak akan banyak mengganggu pola tidur. Hal lain yang membedakan antara teh dengan kopi adalah teh kaya dengan kandungan flavonoid dan asam amino teh yang disebut teanin (L-theanine) yang dapat membantu membuat tubuh lebih relaks karena sifatnya yang mampu menginduksi gelombang otak jenis alfa (gelombang otak yang dijumpai saat tubuh sedang bermeditasi).
3. Ibu hamil tidak boleh minum teh
Sebenarnya tidak ada larangan bagi ibu hamil untuk minum teh. Hanya saja, perhatikan jumlahnya. Ibu hamil tidak boleh mengonsumsi kafein lebih dari 200 mg per hari. Angka tersebut setara dengan 3-4 cangkir teh. Jadi jika ingin minum teh, dianjurkan untuk tidak minum lebih dari 3-4 cangkir. Adapun teh yang dimaksud di sini adalah segala jenis minuman teh yang berasal dari seduhan daun dari tumbuhan teh (nama Latin Camelia sinensis), mulai dari teh hijau, teh Oolong, teh hitam.
Ada juga minuman seduhan lain yang menggunakan istilah “teh” tetapi sebetulnya bukan dari seduhan daun teh Camelia sinensis. Karenanya, minuman tersebut tidak mengandung kafein. Contoh “teh” yang tidak mengandung kafein ini seperti teh bunga rosella, teh Barley, teh Rooibos, teh bunga krisan
4. Teh hijau lebih sehat dari teh hitam
Baik teh hijau ataupun teh hitam, keduanya sebenarnya sama-sama memiliki manfaat kesehatan. Setiap orang bisa mengonsumsinya sebagai minuman sehat. Keduanya juga sama-sama mengandung antioksidan yang bagus untuk memerangi efek radikal bebas.
Antara teh hijau dan teh hitam, pada dasarnya tidak ada yang lebih baik. Kandungan di dalamnya juga sama-sama baik untuk kesehatan. Hanya saja kandungan polifenolnya memang berbeda. Kalau di teh hijau, polifenol terbanyaknya adalah katekin (atau disingkat EGCG), sedangkan teh hitam kaya akan thealfavins. Keduanya sama-sama kaya antioksidan yang baik untuk melawan radikal bebas di dalam tubuh.
5. Teh hitam memiliki kadar kafein lebih tinggi dari teh hijau
Karena warna yang lebih gelap, tidak sedikit yang menganggap bahwa kadar kafein dalam teh hitam lebih tinggi dibanding teh hijau. Anggapan tersebut memang tidak sepenuhnya salah. Akan tetapi, kadar kafein tidak bisa dinilai hanya dari warna seduhan tehnya saja.
Semakin tinggi suhu air yang dipakai untuk menyeduh teh dan semakin lama teh diseduh, semakin tinggi juga kadar kafein di dalamnya. Karena itu, pastikan untuk menyeduh teh dengan benar. Kelima mitos di atas masih banyak dipercayai oleh masyarakat. Padahal, penelitian telah menunjukkan bukti sebaliknya.
Selama tidak berlebihan, semua jenis teh itu bagus dan dapat dikonsumsi sebagai minuman sehat. Yang terpenting adalah, pastikan konsumsi teh tanpa diberi campuran apapun, terutama campuran gula. Karena gaya hidup suka makan dan minum yang manis-manis bisa mendatangkan beberapa penyakit, di antaranya diabetes dan obesitas. Life is sweeter without sugar.
Yuk #GantiLebihSehat demi hidup yang lebih baik.