negara yang menemukan teh pertama kali

Negara Mana yang Menemukan Teh Pertama Kali? Cek Sejarahnya Yuk!

Popularitas teh telah meluas secara global, dinikmati oleh jutaan orang dari berbagai budaya dan latar belakang. Teh bukan hanya sekadar minuman, tetapi juga mewakili tradisi, seni, dan filosofi. Teh menjadi minuman favorit di seluruh dunia karena rasanya yang khas, manfaat kesehatannya, dan keanekaragaman jenisnya. Keberadaan teh tidak hanya terbatas di negeri asalnya, tetapi telah menyebar ke berbagai belahan dunia.

Lalu, dari manakah teh berasal? Apakah Jepang merupakan negara yang menemukan teh pertama kali? Untuk mengetahui jawabannya, mari simak artikel ini yang akan membahas asal-usul teh dan penyebarannya di seluruh dunia.

Negeri Tiongkok, Negara yang Menemukan Teh Pertama Kali, Ini Sejarahnya!

Mungkin banyak yang mengira bahwa teh pertama kali ditemukan di Jepang. Namun, meskipun terkenal dengan budaya minum tehnya, ternyata Jepang bukanlah negara yang menemukan teh pertama kali. Menurut ITO EN Global, teh ditemukan sekitar tahun 2700 SM di Tiongkok. Tradisi minum teh di Tiongkok ini dapat ditelusuri kembali ke zaman Kaisar Shennong, yang dianggap sebagai pendiri pengobatan dan pertanian. Shennong diketahui mencicipi berbagai macam tumbuhan liar, termasuk daun teh, untuk menilai dan mencari tahu manfaat kesehatannya.

Menjelang akhir Dinasti Han Barat (abad ke-1 SM), buku “The Divine Farmer’s Herb-Root Classic” yang dikaitkan dengan Shennong, mencantumkan rujukan tentang teh. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang teh sudah berkembang sejak zaman tersebut. Pada tahun 59 SM, Wang Bao dari Provinsi Sichuan menulis buku pertama yang memberikan panduan tentang cara membeli dan menyiapkan teh, berjudul “Kontrak dengan Seorang Hamba”. Buku ini juga dianggap sebagai referensi tertulis pertama mengenai peralatan teh. Pada masa itu, minum teh masih dianggap sebagai kemewahan yang hanya dikonsumsi oleh kalangan elit Tiongkok.

Baca Juga  Berkenalan dengan Mindful Eating, Yuk!

Penyebaran Teh ke Jepang

Penyebaran teh ke Jepang dimulai ketika periode Nara dan Heian. Pada masa itu, banyak utusan Jepang yang dikirim ke Tiongkok didampingi oleh Kukai, Saicho, dan Eichu sebagai cendekiawan Buddha terpandang dari Jepang. Saat para cendekiawan Buddha tersebut kembali ke Jepang, mereka membawa biji teh dari dinasti Tang China. Inilah awal mula teh masuk ke Jepang.

Tahun 815 adalah tahun pertama kali minum teh disebutkan dalam literatur Jepang, yaitu “Nihon Koki”. Dalam literatur tersebut disebutkan bahwa Eichu mengundang Kaisar Saga untuk berkunjung ke Bonshakuji, untuk menikmati teh. Saat itu, teh masih menjadi minuman berharga yang hanya dinikmati para bangsawan istana kekaisaran dan biksu Buddha.

Setelah teh resmi masuk Jepang dan mulai dikonsumsi, Jepang memiliki peran penting dalam mengembangkan upacara minum teh, yang dimulai dengan buku “Kissa Yojoki” karya Eisai. Buku ini memiliki peran penting dalam penyebaran budaya minum teh di Jepang.

Kemudian, kompetisi teh atau praktik “Tocha”, yang terinspirasi oleh Dinasti Song Selatan di Tiongkok, mulai populer di kalangan samurai, dan pertemuan minum teh pun menjadi umum di akhir periode Kamakura.

Meski berasal dari Tiongkok, pada akhirnya Tiongkok dan Jepang memiliki perbedaan teh yang menunjukkan ciri khas masing-masing. Teh Tiongkok biasanya diproses dengan cara disangrai, sedangkan Jepang memproses daun teh dengan metode pengukusan untuk membatasi oksidasi, sehingga menghasilkan warna dan rasa yang segar. Matcha juga menjadi teh hijau bubuk khas Jepang yang banyak dinikmati dalam beberapa upacara minum teh.

Daun teh hijau Tiongkok mengalami sedikit oksidasi selama proses pengolahan, sedangkan daun teh hijau Jepang dikukus segera setelah dipetik untuk mencegah oksidasi. Metode pengolahan inilah yang membuat teh Jepang terasa lebih menyegarkan.

Baca Juga  Makanan Khas Jepang: Lebih dari Sekadar Sushi

Penyebaran Teh Hingga ke India

Seiring perkembangan zaman, Jepang tak hanya menyebarkan teh di negaranya saja, tetapi juga mulai mengenalkan teh ke beberapa negara lain. Pada tahun 1859, ketika pelabuhan Nagasaki, Yokohama, dan Hakodate dibuka untuk perdagangan internasional, teh menjadi salah satu komoditas ekspor utama Jepang bersama benang sutra mentah.

Budidaya teh menyebar ke koloni-koloni Eropa, terutama ke India Britannia, yang pada saat itu dikuasai oleh Britania Raya, sebelum akhirnya merdeka pada tahun 1947.

Pengaruh Teh di Negara Lainnya

Melalui jalur perdagangan dan budaya, teh mulai menyebar ke negara-negara lain di Eropa sekitar abad ke-17. Dilansir dari Kompas.com, pada tahun 1644, East India Company (EIC), perusahaan perdagangan Inggris, mendirikan kantor di Xiamen, China. EIC memperoleh izin untuk mengimpor teh dari China ke Inggris pada tahun 1669. Seorang pedagang wanita bernama Kei Oura di Nagasaki berhasil mengekspor enam ton teh ke Inggris pada tahun 1859.

Teh pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1686 dibawa oleh Dr. Andreas Cleyer dari Belanda. Awalnya, tanaman teh hanya berfungsi sebagai tanaman hias. Pada tahun 1728, Pemerintah Belanda mulai mengimpor biji teh dari Tiongkok secara besar-besaran untuk dibudidayakan di Pulau Jawa, namun usaha ini tidak terlalu berhasil.

Akhirnya, pada masa pemerintahan Gubernur Van Den Bosch sekitar tahun 1820-an, teh dianggap sebagai komoditas penting yang ditanam melalui Tanam Paksa. Setelah Indonesia merdeka, perkebunan dan perdagangan teh diambil alih oleh pemerintah Indonesia.

Penyebaran teh yang semakin mendunia menghasilkan beragam varietas teh di berbagai negara. Setiap negara mengembangkan jenis teh yang khas, dipengaruhi oleh budaya, tradisi, dan kondisi geografis masing-masing. Hal ini juga menciptakan perbedaan dalam cara teh dikonsumsi dan disajikan, seperti di Jepang dengan upacara minum teh Chanoyu atau Sado, sementara di Inggris, teh sering dikonsumsi dalam tradisi Afternoon Tea atau High Tea.

Baca Juga  Segudang Kebaikan Teh Hijau

Sejarah penemuan dan penyebaran teh adalah perjalanan panjang yang menarik, dimulai dari Tiongkok sekitar 5000 tahun yang lalu. Dengan peran penting dari para biarawan Buddha yang memperkenalkan teh ke Jepang, hingga eksplorasi perdagangan oleh negara-negara lain, teh telah menjadi bagian penting dari banyak budaya di dunia. Setiap negara akhirnya mengembangkan tradisi uniknya sendiri dalam mengolah, menyeduh, dan menikmati teh.

Dengan keberagaman ini, teh tetap menjadi salah satu minuman yang digemari di dunia, karena menawarkan lebih dari sekadar rasa, melainkan juga pengalaman budaya dan sejarah yang kaya.

Kamu bisa mengikuti media sosial dengan mengikuti akun resmi ITO EN di Instagram, TikTok, X, Facebook, dan subscribe channel YouTube kami, untuk mendapatkan informasi terkini seputar produk terbaru kami, promosi menarik, serta berbagai konten inspiratif lainnya yang dapat membantu kamu dalam menjaga gaya hidup sehat dan terhubung dengan kami secara lebih dekat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *