pexels.com

Tips Membedakan Matcha Asli dengan yang Palsu

Minuman matcha semakin populer di tengah masyarakat Indonesia. Beragam kreasi minuman kekinian berbahan matcha pun bermunculan. Akan tetapi, tidak semua minuman berbahan matcha benar-benar dibuat dari matcha asli. Tidak sedikit juga minuman matcha yang menggunakan matcha “palsu”.

Saat ingin beli matcha, konsumen harus tahu seperti apa ciri-ciri matcha yang asli. Jadi agar tidak sampai tertipu, berikut cara membedakan matcha asli dengan yang palsu.

1. Warna Hijau Daun
Salah satu cara paling mudah untuk membedakan matcha asli dengan matcha palsu adalah dari warnanya. Warna matcha asli cenderung lebih cerah agak kekuningan. Warnanya hijau cerah layaknya daun yang segar.

Di sisi lain, matcha palsu umumnya memiliki warna yang lebih pudar dan kekuningan. Jadi kalau diseduh, warnanya cenderung agak kecoklatan atau kekuningan. Kalaupun berwarna kehijauan, itu karena ada tambahan pewarnanya, sehingga warna hijaunya pun tidak alamiah, cenderung gelap dan agak kebiruan.

2. Rasa Umami
Kalau Anda membeli matcha dan rasanya hanya sepat saja, hampir bisa dipastikan itu adalah matcha palsu. Cita rasa matcha yang asli jauh lebih kompleks. Selain sepat, ada rasa gurih atau umaminya.

Selain itu, matcha asli juga tidak sepahit matcha palsu. Rasa pahitnya relatif lebih ringan dan tidak terlalu mengganggu. Ini berbeda dengan matcha palsu yang punya rasa pahit lebih kuat.

3. Aroma Creamy
Selain dari warna dan aroma, Anda juga bisa mengenali matcha asli dari aroma yang dikeluarkan. Aroma matcha asli lebih creamy jika dibandingkan dengan matcha palsu. Matcha palsu yang terbuat dari green tea biasa, umumnya hanya memiliki aroma teh saja.

4. Harga Lebih Mahal
Harga memang tidak bisa bohong. Jika dibandingkan dengan matcha palsu, harga matcha asli jauh lebih mahal. Bedanya bahkan bisa sampai 5 kali lipat tergantung dari grade-nya.

Baca Juga  Teh Tawar: Alternatif Realistis dan Sehat di Tengah Isu Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK)

Harga matcha sendiri memang bisa berbeda-beda tergantung dari beberapa hal. Namun sebagai patokan, matcha asli umumnya dibanderol di kisaran harga Rp 300.000- Rp 400.000 per 500 gram*. Harga tersebut jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan matcha palsu.

Di pasaran, matcha palsu biasanya dihargai Rp 70.000 untuk bobot yang sama*. Jadi kalau harga matcha yang Anda beli murah, besar kemungkinan itu bukan matcha asli.

5. Proses Pembuatan Lebih Rumit
Jika dibandingkan dengan matcha palsu, matcha asli dibuat dengan proses yang lebih rumit dan lebih memakan waktu. Petani matcha akan melakukan beberapa perawatan untuk menghasilkan matcha berkualitas.

Salah satu perawatan yang dilakukan adalah menutup pucuk teh yang akan dijadikan matcha dengan alat khusus. Saat paparan sinar matahari berkurang, kandungan klorofil dan asam amino dalam daun teh akan meningkat.

Tingginya kandungan klorofil atau zat hijau membuat warna teh menjadi lebih hijau. Karena kandungan asam amino yang tinggi, rasa umami juga turut meningkat.

Karena pembatasan paparan sinar matahari ini, panen tanaman teh secara alamiah menghasilkan daun teh lebih sedikit. Penurunan jumlah panen tencha (sebutan khusus untuk daun teh yang menjadi bahan baku matcha) inilah yang membuat harga matcha asli lebih mahal.

6. Kandungan Antioksidan Lebih Tinggi
Dibandingkan dengan matcha palsu atau green tea powder, matcha memiliki kandungan antioksidan lebih tinggi. Kandungan antioksidannya bisa 3 sampai 4 kali lebih tinggi dari green tea. Karena itu, khasiat matcha untuk memerangi efek radikal bebas juga lebih besar.

Sebenarnya produk minuman atau makanan berbahan matcha yang dijual di pasaran sebagian besar tidak dibuat dari matcha asli. Kebanyakan hanya menggunakan matcha palsu atau bubuk green tea. Itulah kenapa harganya bisa murah.

Baca Juga  Mengenal Hari Besar Jepang: Golden Week

Konsumen sebaiknya lebih aware dengan hal-hal semacam ini. Bila Anda penggemar matcha, semoga setelah membaca artikel ini, Anda sudah menjadi lebih yakin dan bijak pada saat membeli matcha

*info harga ini berlaku saat artikel ini ditulis

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *